From Science to Law?

Assalamualaikum and hello peeps! :)

Atas idea dari dua orang kawan saya, Syafiqah Rusdin dan Nadia Amira, so di sini saya ingin berkongsi pengalaman saya dekat sini. Terutama sekali untuk junior di sekolah lama kami, batch tenforteen and so on yang bakal menamatkan zaman persekolahan tidak lama lagi.

Sekolah SBP lebih terjerumus ke arah aliran Sains. Maklumlah belajar Bio, Fizik, Chem sama Add.Maths lepas tamat PMR, kan? Banyak jugaklah kawan-kawan saya yang mau jadi doktor segala doktor, engineer segala engineer. Parents sama guru-guru confirm akan bagi high expectation dekat kami untuk sambung dalam bidang sains.

Macam mana pulak orang yang mau sambung belajar course lain? Contoh : LAW.

Memang pelik budak sains tulen sesat ambik law tiba-tiba. Tapi, rata-rata classmate saya pun dekat UiTM Shah Alam asal keluaran SBP or MRSM jugak yang memang pentingkan subjek sains sejak form 1, tiba-tiba sesat ambik law. Bila ditanya kenapa tidak sambung sains jaa sana dekat UiTM Puncak Alam (shortly knows as PALAM), majority jawab:

- lari dari Sains terutama sekali :

   #AddMaths

  #Fizik

sebenarnya itu dua subjek yang saya mau lari sebab, cukuplah gilanya saya belajar ni dua benda time SPM dulu. Chemistry tu boleh jugak diterima sikit, sikt jaa la. Alhamdulillah yang lain tu okay jugakla.

Okay. Kepada adik-adik junior yang akan datang yang bercadang mau ambik course yang tiada kaitan sama sains atas sebab-sebab tersendiri, boleh jaa tu. Because life is a process of learning, right? So, we all deserves to learn something different from what we used to do with or maybe, follow your passion and heart goes. Tapi, kalau mau ikut bab hati ni, kena fikir dalam-dalam jugakla. Mana mau fikir bab financial hidup lepas graduate nanti, peluang pekerjaan lagi. Bukan mau halang tapi, sebab saya sudah alaminya walaupun baru asasi jaa. Before masuk asasi lagi pun. Kena kuat hati dan imanlah untuk terima pandangan lain. Especially when it comes from your parents point of view. 

Disebabkan saya fobia darah (fobia ini saya detect selepas start belajar Biology time form4), memang course sains saya hmph tolak dengan sebaik mungkin. It actually depends on our ability that we know we can take, that we can handle it. Saya mula-mula mau sangat ambik course berkaitan psikologi, so time isi pin upu hari tu lepas dapat result SPM, pilih asasi sains kemanusiaan di UIAM. Pilihan lepas tu asasi undang-undang dekat UiTM. Apa yang saya pilih first ya lupa sudah. 

As a back up plan (advice you guys to have any kind of back up plan just in case if you didn't get enrolled in the government's institution of education), parents saya ada jugak survey mana-mana agensi swasta yang lain. Saya pilih untuk sambung study oversea dekat Istanbul in dentistry. This decision I make is before I got my upu results. Then, other than that, since kita ada jugak kena suruh apply matriks time form5, alhamdulillah dapat jugak matriks Labuan sana tapi memang rijek awal-awal lah. 

Okay, matriks sudah saya cancel sebab for a good reason that I personally have. Saya ada dua pilihan iaitu sambung UiTM for KPTM Law foundation or universiti swasta dekat Turki untuk dentistry. Kalau pengalaman saya lah, kami ada seminggu kena bagi tempoh before terima tawaran upu dengan print semua dokumen2 yang pihak uni sediakan. Check lah tawaran bantuan kewangan asasi, dapat jugak tapi saya dapat dekat UIAM untuk dentistry pulak. So, konflik saya sekarang ni, tawaran asal upu time first-first saya check saya dapat dekat UiTM untuk undang-undang KPTM tapi lain pulak dengan tawaran bantuan kewangan tu. Mami punya main happy lepas dapat tahu. Tanya lah kawan-kawan batchmate lain and tanya sorang senior dulu sebab dia yang banyak tolong saya kalau bab sambung belajar ni. Ternyata, banyak jugak orang yang sama kes dengan saya. Just, bila ayahanda pengetua tau, dia cakaplah selalunya satu jaa dengan tawaran belajar and bantuan kewangan sekali gus. Bincang dengan bincangnya (ketua pelajar kami time form5 pun siap call lagi KPM wow), akhirnya KPM sudah betulkan sistem tu so saya dapatlah UiTM KPTM law foundation. 

Heres where my dilemma comes.

Antara dentistry di Turki atau law di UiTM Shah Alam sana.

Tanya senior tu, dia cakap bergantung pada diri saya jugakla mana kemampuan kita. So, saya muhasabah kaji diri balik segala, buat decision lah mau terima tawaran UiTM tu. Bila confess dekat parents, hmph ada problem jugakla terutama sekali daddy sama family member yang lain. Cikgu-cikgu saya pun terkejut saya boleh boleh ambik law. Family lagi lah. Daddy pulak sebab, maybe he wants to see his daughter take science as he got a high expectation towards her. Not including when he was influence by his friend's daughter who happens to be my buddy back in SMESH, get to proceed in science course at UM. 

And that time, I totally lost of my own faith. Nangis lah apa lagi. Hanya Allah seja yang tahu macammana sengsaranya time tu bila tersepit antara kemahuan diri kau after kau lepaskan one thing yang kau mau sejak dulu and expectation orang sekeliling.

Mom always know whats best for their children. So, I did confess to my mom automatically. Never have I tell her honestly about what I dream of because she never ask I guess until the moment where SPM is just around the corner. She asked me after I get my SPM result what course I want to choose, so I decided psychology. Then, she give me that face of a little bit of shocking. Time upu keluar, time saya dapat dua tawaran yang berbeza, tidak pernah saya nampak mama saya begitu happy. Tapi, bila sistem okay balik, I guess she understand the situation I have that time.

Bukan mudah mau decide something that will guides you throughout your life after graduate from high school. Lepas fikir masak-masak, saya mengambil keputusan untuk ambik law dan tolak tawaran persediaan sambung belajar pergigian di Turki. How I endure it? I don't know just that, every time I sujood on the last rakaat, recite du'a after every solat, minta Allah bagi ketetapan hati lah terhadap apaaaa yang saya pilih ni. Don't ask me whats the reason why I choose law over science because, there's a lot of reason that I can't even explain or tell it by myself or to others to be honest. Not including when after I already accept the tawaran, mau ready sudah fly pegi KL dalam masa seminggu, datuk pulak buatkan pendirian pilihan saya goyah. Syukur ya Allah, mami ada time tu so, she helped me once again, and I don't know how many times did I cried in front of her. -__-

Panjang sudah gila baru saya perasan hahaha sorry ya. Terlampau feel. Here's a thing. It's enough for me, not that I give up my dream of doing psychology but rather sounds like, letting go of it for the sake of another benefits. Thanks to my mom that explains everything to my dad and family members about what I confessed, and to my seniors, teachers and friends that helped me a lot to get through this level 1. Ini baru level 1 ya anak-anak sekalian banyak lagi kita perlu tempuhi.

Sometimes, we remember such quotes that says:

"Theres a rainbow after the rain."

"Theres a reason behind everything that happens in our life."

Including when the Quran says that:

"Allah won't put you into the situation you can't endure it unless you can for He knows everything."

Kesimpulan (untuk yang kali ini punya ya), ada hikmah di sebalik semua ni. Kita just kena kuat dari pelbagai aspek lah. Kalau time lemah tu, jangan anggap kita lemah sebab time tu lah kita turn on Allah and anyone that is around us, asking for a guide. Because thats how we, human, in their very own nature that Allah has made it. Sampai sini jaa lah dulu ya nanti saya sambung. Heee thank you sebab sudi baca.